Ramalan Sabdo Palon, "Hari Kiamat"


Ramalan Sabdo Palon, "Hari Kiamat"

© mbah Subowo bin Sukaris

Ucapan Sabdo Palon enam abad silam yang sebagian besar telah menjadi kenyataan di masa depan itu oleh berbagai kalangan telah diubah dan dianggap serta dipercaya sebagai ramalan, nujum atau nubuat. Berikut ini adalah ucapan atau titah Sabdo Palon bagian akhir dari 20 " ramalan" beliau yang bisa diikutsertakan sebagai sebuah ramalan masa depan mengenai musnahnya separoh umat manusia atau hari kiamat. 
      Adalah tidak mengherankan sangat sinkron-nya antara ramalan Joyoboyo sembilan abad silam dengan "ramalan Sabdo Palon" mengenai hari kiamat berupa musnahnya sebagian umat manusia di bumi oleh berbagai sebab antara lain terjadinya "perang dunia ketiga", terjadinya efek "global warming"/pemanasan global, jatuhnya benda angkasa berupa meteor/asteroid dan yang tidak kalah berbahanya ialah eksplorasi umat manusia ke luar angkasa yang berdampak terkontaminasinya bumi oleh makhluk alien dalam bentuk virus dan mikroba yang kelak akan dibawa ke bumi oleh robot maupun para astronot/kosmonot sekembalinya dari penjelajahan mereka di planet tatasurya.
Virus/mikroba yang berasal dari meteor maupun langsung dibawa dari planet/satelit di angkasa luar itu bisa berdampak negatif terhadap makhluk bumi.

Berikut ini ini "ramalan" Sabdo Palon mengenai hari Kiamat:

Menurut cerita kuno dari para leluhur yang memiliki kelebihan dalam urusan dunia gaib, semua cerita dan kisah kuno dari para leluhur itu telah tercantum dalam kitab Jongko (Joyoboyo). Kelak umat manusia di masa depan akan lenyap/musnah separoh dari jumlah total yang menghuni planet bumi.
     Dan bagi mereka yang tetap eksis dapat terus bertahan hidup di dunia, tentu ada syarat-syarat bagi manusia yang beruntung itu. Mereka yang pada akhirnya tetap bertahan hidup sehingga melahirkan generasi baru itu harus berusaha dan bekerja untuk menjauhkan diri sendiri dari berbagai marabahaya, yakni meneguhkan diri sehingga kalis dan dapat mempertahankan diri karena tak mempan lagi oleh bahaya yang tengah melanda.
      Bagaimana caranya untuk meneguhkan diri sehingga kalis dan mempertahankan diri dari prahara di masa depan itu? 
      Jawabannya ialah baca, lafalkan, resapi serta jalankan sebaik-baiknya ajaran-ajaran kebaikan peninggalan para leluhur dari jaman kuno di masa silam.

     Miturut carito kuno,
     wecane janmo linuwih,
     kang wus kocap aneng jongko,
     manungso sirno sepalih,
     dene to kang biso urip,
     yekti ono saratipun,
     karyo nulak kang beboyo,
     kalisse beboyo yekti,
     ngulatono kang wineco poro kuno. 
(Sabdo Palon, abad ke-15 Masehi)

Berikut ini dapat disebutkan betapa sinkron-nya/gathuk-nya antara Ramalan (jongko) Joyoboyo "Wong Jawa kari separo, Landa-Cina kari sejodho" dengan titah Sabdo Palon, "manungso sirno sepalih" -- kelak di masa depan manusia bakal lenyap separohnya. 
      Mengenai terjemahan ramalan Joyoboyo, "Wong Jawa kari separo, Landa-Cina kari sejodho". 
      Orang Nusantara -- bangsa kulit berwarna bersisa tinggal separoh, sementara bangsa Barat/kulit putih + bangsa berkulit kuning bersisa tinggal sepasang saja.

Subowo bin Sukaris
hasta mitra Updated at: 10:14 AM