Sabdo Palon, "Kejayaan Islam di Nusantara."


Sabdo Palon, "Kejayaan Islam di Nusantara."


Limaratus tahun sejak masa keruntuhan kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Brawijaya, rejim Orde Baru berkuasa penuh di bumi Nusantara. Seiring kejayaan Orde Baru juga diiringi Islam berkembang sangat pesat dalam segala hal. Berbagai aliran atau mazhab dalam Islam atau apapun istilahnya ramai-ramai menunjang kejayaan Islam di bumi Pertiwi. Persatuan dan kesatuan umat Islam berjalan sangat baik sekali di masa Orde Baru yang otoriter. Tempat peribadatan bagi kaum muslim mendapatkan prioritas pembangunan tidak hanya di dalam negeri, akan tetapi juga sampai ke Bosnia Herzegovina. Majelis Ulama bertindak dan bersuara sesuai dengan keinginan penguasa Orba.
       Hampir tidak ada perseteruan berarti antara Islam fundamentalis melawan Islam Pluralis, Islam Syiah, Aliran Ahmadiyah, Khadiriyah, dan seterusnya. Pada waktu itu memang ada gerakan untuk mendirikan Negara Islam di Nusantara yang kemudian bermetamorfosa menjadi gerakan mendirikan kekhalifaan Islam atau lainnya. Yang dimaksud dengan Islam fundamentalis atau garis keras di atas secara awam ialah yang murni menjalankan Syareat Islam berdasarkan Al-Qur'anul Karim dan Hadist Nabi Muhammad s.a.w.
      Sabdo Palon, seorang penasihat spiritual Raja Majapahit terakhir, Brawijaya, sudah mengatakan tentang dia akan muncul kembali di masa kejayaan Islam di Nusantara 500 tahun sejak 1478, yakni saat beliau yang konon adalah Dang Hyang Tanah Jawi, atau pepunden Nusantara akan muncul kembali untuk menyebarkan ajaran beliau yang disebut "kawruh budi". Kemunculan Sabdo Palon tersebut tentu tidak tepat jika terjadi di masa kehancuran Islam, malahan sebaliknya, yakni di masa kebesaran Islam, karena Islam tidak mungkin hancur sendiri tanpa sebab-akibat sesaat tatkala Sabdo Palon sedang atau baru muncul kembali setelah menghilang selama 500 tahun.
      Maka tatkala Orde Baru sedang mengalami era keemasan, dan Islam juga sedang mendulang kejayaan, menjadi saat yang tepat bagi Sabdo Palon turun dari alam gaib (mayapada) kembali ke Bumi, ke alam marcapada. Hal tersebut sudah diucapkan Sabdo Palon di era Majapahit sebagai berikut:
Jangkep gangsal atus tahun,
Wit ing dinten punika,
Kula gantos kang agami,
Gama Buda kula sebar tanah Jawa.
Sinten tan purun nganggeya,
Yekti kula rusak sami,
Sun sajekken putu kula,
Berkasakan rupi-rupi,
Dereng lega kang ati,
Yen durung lebur atempur.

Kelak di masa depan limaratus tahun sejak hari ini saya akan mengubah agama negara Nusantara dengan agama Buddha dengan menyebarkan ke seluruh tanah Jawa. Barang siapa yang menghalangi usaha saya itu, maka siapa pun akan saya hancurkan menjadi santapan jin, setan, dan makhluk halus lainnya. Niat saya itu lurus dan belum lega hati saya jika mereka belum musnah dan hancur lebur.

Apa yang sudah menjadi titah Sabdo Palon tersebut kini (2011) mulai tampak dengan jelas, bahwa kaum jin dan setan sedang bekerja keras merasuki tubuh-tubuh para teroris, para fundamentalis, dan para lainnya. Mereka kesetanan membunuh sesama dan sesaudara kaum muslimin. Dan juga mereka yang kerasukan itu menyebarkan teror ke mana-mana, menganggap suatu pemikiran pihak tertentu bisa berupa ramalan kuno atau berupa apapun yang tidak disukai kelompoknya sebagai bukan ajaran Islam = sesat syirk zindiq khianat, dan bahkan membikin negara tandingan yang tidak masuk akal, ditambah lagi membikin semacam fatwa lebay yang tidak sesuai lagi dengan progressif jaman atau hukum perkembangan sejarah sehingga berbeda dengan inti atau saripati daripada Hadist Rasulullah yang Agung. Mengenai hal ini Bung Karno mengatakan, "Ambillah api daripada ajaran Islam itu, dan bukan mengambil abunya." Barangsiapa berbeda faham sedikit  apalagi banyak dengan si manusia yang sedang kerasukan seperti itu berarti cari perkara atau musuh.  Dan perkara yang paling besar ialah segala tindakan yang mengatasnamakan agama itu kelak akan menjadi bumerang bagi diri sendiri yang ibarat menggali lubang kubur sendiri. Kejayaan Islam di Nusantara yang diharapkan berlangsung sepanjang jaman itu mulai pudar digerogoti tindakan anarkis demi kepentingan kelompok tertentu yang ingin berkuasa  atau  merebut kuasa politik, dan tentu saja sebagai akibatnya menjadi sasaran empuk bagi serangan dari para setan dan makhluk halus lainnya yang selalu membantu manusia yang berkeinginan jahat.
      Kejayaan Islam di Nusantara saat ini tidak terbantahkan lagi, mulai dari rakyat jelata hingga kaum akademisi yang bergelar doktor ramai-ramai pata cengke berfikir seragam dan sepakat untuk terus melanggengkan keagungan Islam. Juga segala macam media massa dan multimedia menunjukkan hal yang seragam dan serupa untuk terus menjaga masa keemasan Islam di Nusantara.
        Di sisi lain Sabdo Palon yang tengah membangkitkan dari kubur dan kemudian mengerahkan mereka para makhluk halus, mulai dari jin, setan, genderuwo, wewe gombel, wedon, iblis, leak, kuntilanak, dan lain-lain untuk "menghancurkan manusia siapa pun tanpa kecuali yang tidak mau tunduk", apalagi menolak "kawruh budi" yang baik. 
      Manakah yang lebih unggul kelak dalam pertarungan ini: Islam yang sedang jaya atau Kawruh Budi yang baik? Jawabannya tentu dapat diketahui kelak seiring perjalanan dalam ruang dan waktu ke masa depan.

***
by Subowo bin sukaris

Tulisan bersinggungan : Sabdo Palon Lengkap
Subowo bin Sukaris
hasta mitra Updated at: 10:33 AM