Penghormatan untuk pejuang Umar Said

Penghormatan untuk pejuang Umar Said
Ibrahim Isa
 
Cuaca cerah pada hari Jum'at, 14 Oktober kemarin, -- seakan-akan mengantar khidmatnya keberangkatan sebuah rombongan ke Paris, yang terdiri dari tua-muda, individual maupun pasangan suami-istri, lebih 49 orang orang sahabat-sahabat Umar Said. Perjalanan berlangsung selama kurang lebih 6 jam dari Amsterdam ke Paris. Rombongan kembali tiba di Belanda lewat tengah malam.
     Rombongan yang berangkat dari Amsterdam dan Utrecht itu, berdatangan dari berbagai tempat di Belana, seperti Zeist, Woerden; Jerman dari Dortmund, Hülhorst; dan dari Stockholm. Mereka adalah teman-teman dekat (Ayik) Umar Said, berangkat menuju Paris untuk ambil bagian dalam upacara perpisahan dengan Umar Said, sahabat lama yang mereka kenal baik dan amat mereka cintai.
      Di Paris rombongan langsung menuju ke rumah sakit Montreuil di mana jenazah Umar Said dibaringkan, memberikan kesempatan keluarga, sahabat, dan handai taulan, melakukan perpisahan-terakhir.
     Dutabesar Republik Indonesia untuk Prancis, berkenan layat dan membacakan doa untuk Umar Said, sehari sebelumnya. Sikap Dubes RI di Prancis itu amat dihargai oleh keluarga dan para sahabat Umar Said.
      Dalam sejarahnya tak pernah ada upacara perpisahan dengan seseorang yang meninggal dunia, diadakan di Gedung Kotapradja Montreuil. Juga adalah untuk pertama kalinya seorang Indonesia diberi kehormatan demikian tingginya, dengan pidato perpisahan utama diucapkan oleh Walikota Montreuil. Sikap ini adalah suatu respons, suatu penghargaan besar dan penghormatan tinggi pada Umar Said, yang selama kurang lebih 30 tahun, telah menjadikan Koperasi Restoran Indonesia yang dibangun bersama kawan-kawan Indonesia lainnya yang senasib, dan dengan simpati serta bantuan kalangan progresif serta gereja Paris, -- sebagai salah suatu pusat penting budaya Indonesia dan persahabatan Indonesia-Prancis; serta kegiatan solidaritas dengan perjuangan rakyat Timor Leste dan kegiatan-kegiatan demi hak-hak demokrasi dan HAM di Indonesia.
     Ini menunjukkan keberhasilan Umar Said dengan sahabat-sahabatnya dalam membina pengertian dan hubungan bersahabat masyarakat Prancis dengan bangsa dan negeri kita.
     Rapat perpisahan berlangsung di Ruangan rapat Gedung Kotapraja Montreuil penuh sesak, di bawah pimpinan Suyoso, pimpinan Koperasi Restoran Indonesia. Tidak kurang dari 200 orang hadirin yang ambil bagian dalam rapat perpisahan yang berlangsung dengan khidmat. Juga menyampaikan kata-kata perpisahan Tom Ilyas yang mewakili sahabat-sahabat Indonesia di Swedia.
      Dalam pidato perpisahannya Walikota Montreuil, Madame Dominique Voynet, anggota Dewan Senat Negara Prancis, menyampaikan dukacita dan belasungkawa kepada istri Ninon sekeluarga dan sahabat-sahabat Indonesia. Ia menguraikan penghargaan tinggi atas peranan aktif dan positif, demi hubungan saling mengerti dan bersahabat antara Indonesia-Prancis dan demi demokrasi dan hak-hak manusia, yang dilakukan Umar Said selama hidup berdomisili di Prancis.
      Madame Dannielle Desguees, seorang aktivis militan kaum prorgresif Prancis yang bicara mewakili sahabat-sahabat Prancis. Dengan teresedu-sedu penuh keharuan ia mengisahkan bagaimana ia sejak semula mendukung ide Umar Said mendirikan Restoran Indonesia yang bisa menampung para eksil dari Indonesia. Sejak itu mereka bekerja sama erat sekali. Berkat dukungan pihak Prancis itulah, berhasil dibangun koperasi Resoran Indonesia yang telah menjadi monumen persahabatan Indonesia-Prancis di tengah kota Paris.
 
Badannya kecil jiwanya besar
Begitu besar penghargaan Louis Joannet, Hakim Pengadilan Akhli Independen PBB Tentang HAM, serta Penasihat beberapa Perdana Menteri Pemerintah Sosialis Prancis, atas peranan, kegiatan dan hasil kerja Umar Said selama hidupnya, sehingga dalam pidatonya dengan penuh keharuan ia mengakhiri dengan kalimat-kalimat sbb: "Umar Said badannya kecil tetapi jiwanya besar. Ia selalu terlebih dulu memikirkan orang lain!"
      Atas nama keluarga Umar Said, Ibrahim Isa menyatakan bahwa Umar Said adalah manusia langka. Pertama-tama ia mengabdikan hidupnya demi kebenaran dan keadilan untuk rakyat Indonesia, demi demokirasi dan hak-hak azasi manusia. Isa nemegaskan, sikap bersahabat dan setiakawan Prancis ini sekali-kali tak akan terlupakan.
      Isa menekankan bahwa kita semuanya seperasaan dan sependapat dengan Ninon sekeluarga, yang merasa bangga, puas dan lega dengan apa yang dilakukan Umar Said selama hidupnya.
      Umar Said dimakamkan di Makam Baru Noisy le Grand, Paris.

****


Sungkono, Ketua Perhimpunan Persaudaraan Indonesia (di Belanda), menyampaikan pernghormatan dan penghargaannya pada sahabat Umar Said, dengan sajaknya yang dibuat khusus untuk kesempatan perpisahan:

Amstelveen 09 Oktober 2011
Daun-daun kuning luruh ke bumi

Di musim gugur, tak terduga Pak Umar pergi
Diiringi daun-daun kuning
Luruh ke bumi
Menanti musim semi
Tiba kembali

Dalam suasana berkabung ini
Mereka yang mengenal amal dan jejak juangMu
Untuk Indonesia Raya yang adil-makmur
R.I.P. Umar Said

Menundukkan kepala, memanjatkan doa
Mengantar kepergianMu kealam baka
Dan penaMu yang runcing-tajam
Masih penuh berisi tinta
Tergeletak di atas meja

Di samping kumpulan karyaMu
Yang tersimpan di kotak elektronika
Walau kini Kau tiada lagi
Penamu akan terus berbakti
Diwarisi generasi muda
Yang telah sadarkan diri

Setelah bangun di siang hari
Mereka akan gunakan untuk mencatat
Dosa-dosa para bedebah
Yang semena-mena menginjak-injak
Hak-hak Azasi Manusia

Menyingkap semua kebiadaban
Jendral-jendral pengkhianat
Menuliskan kebenaran dalam sejarah
Dengan gema karyaMu yang bernada mars
Berkumandang ke seluruh pelosok Nusantara
Mengalunkan irama-juang
“Maju tak gentar, membela yang benar”

Kini kau telah pergi
Tinggalkan teladan
Tinggalkan keyakinan
Untuk generasi muda
Yang berani berjuang
Merebut kemenangan

Untuk kemanusiaan
Keadilan dan kemakmuran
Bagi semua insan
Selamat jalan Pak Umar!

****

Subowo bin Sukaris
hasta mitra Updated at: 4:16 PM