Jaman Edan Ronggowarsito

Jaman Edan Ronggowarsito


Lebih dari dua ratus tahun manusia di planet bumi (sampai dengan 2011) mengalami kurun jaman edan (jaman serba cepat, jaman modern). Prediksi mengenai jaman edan (crazy times) oleh pujangga Rangga Warsita sebagai berikut ini**. Kemajuan yang dicapai saat ini di bidang filsafat, ekonomi, politik, kebudayaan, teknologi, dan sebagainya sungguh luar biasa tak pernah terbayangkan di kepala nenek moyang manusia di masa silam. Menjadi catatan khusus, sejak seorang aktor Ronald Reagan menjadi presiden Amerika Serikat hingga Arnold Schwarzenegger menjadi Gubernur California, sebagai pemimpin publik yang dikenal seantero dunia, maka imbasnya terjadi juga hal yang sama dan latah di Nusantara: para aktor, aktris, dan seniman Nusantara ramai-ramai patacengke mengajukan diri sebagai pemimpin publik mulai tingkat rt hingga anggota dewan yang terhormat. Mengapa terjadi fenomena demikian? Jawabannya di jaman edan ini "tontonan" telah menjadi "tuntunan". Memang sudah sewajarnya di jaman edan ini cocoknya seorang pemimpin publik jika berasal dari golongan seniman dan terutama sekali aktor maupun aktris yang sudah mumpuni melakukan tebar pesona dan pencitraan diri. Mereka semua sebelumnya telah menjadi obyek "tontonan", dan giliran selanjutnya menjadi "tuntunan" alias pemimpin yang menuntun orang yang dipimpinnya. Seniman yang biasanya ngedan untuk cari ilham, dan dengan demikian tak perlu lagi menggunakan rumus eksakta dari berbagai disiplin ilmu dalam membuat keputusan kebijakan publik, cukuplah mengandalkan darah seni belaka yang ditingkahi pendidikan S sekian yang menyusul diraihnya. Bandingkan dengan pemimpin yang berasal dari jaman waras di masa silam, seorang pemimpin publik sebelum pegang jabatan akan disumpah di samping itu juga menjalani laku tapa, laku prihatin, membersihkan bathin, menunggu wangsit di tempat angker, puasa beberapa minggu, dan lain-lain hal yang semacam itu. Hasilnya memang tidak menjamin seorang pemimpin masa lalu menjadi sangat sempurna, akan tetapi dibandingkan pemimpin dari jaman edan tentunya beda prosentasi dalam berbuat kebajikan bagi rakyatnya sangat signifikan bedanya. Memang kepandaian para pemimpin publik sekarang ini tidak diragukan bergelar akademis S1, S2, S3, dan Professor dari disiplin ilmu masing-masing. Akan tetapi kepandaian akademis seseorang tidak menjamin ia bebas dari godaan harta, takhta, dan wanita; kecuali mereka yang juga memiliki pegangan agama dan taat menjalani aqidahnya, dan juga mereka yang percaya pada karma dan atau dosa selama hidup di dunia. Sebaliknya pemimpin kuno dalam melakukan tapa brata itu bertujuan untuk mengendalikan diri dari godaan duniawi.
      Di jaman edan ini memang aneh bahwa sumpah jabatan di atas kitab suci atau janji kesetiaan kepada negara cuma menjadi prosesi rutinitas belaka tanpa makna, mengapa? ya, karena pada saat disumpah itu person yang bersangkutan berusaha tidak memberikan kesucian hatinya, dan kadang berharap tidak kualat jika kelak mengkomersilkan jabatannya demi harta dan lainnya. Itu adalah sumpah palsu yang cuma terjadi di jaman edan ini saja. Seharusnya mereka disumpah bukan hanya di atas kepala diberi kitab suci saja, akan tetapi juga perlu ditambah kitab undang-undang hukum perdata/pidana sipil/militer.
      Dua ratus tahun jaman edan telah mengubah planet bumi makin panas (pemanasan global), lingkungan hidup rusak akibat penggalian bahan tambang, pencemaran bahan limbah kimia di setiap sudut tempat akibat industrialisasi. Bahan pestisida meracuni air, tanah sawah, rumah, dan tempat kerja yang terus berputar dalam produk bahan pangan yang dihasilkan dan bermuara di dalam tubuh manusia yang akhirnya menimbulkan dampak timbulnya gejala segala macam penyakit. Mulai dari jantung hingga kanker, sampai dengan HIV.
      Dua ratus tahun jaman edan tak boleh dipungkiri kemajuan teknologi di segala bidang di antaranya telah dapat dinikmati telepon seluler pintar sampai gadget berbentuk tablet. Di bidang persenjataan oleh manusia sedang dikreasikan senjata nuklir generasi baru yang mampu menembus atmosfir bumi dan selanjutnya terbang ke sasaran dengan sekali lagi menembus atmosfir bumi yang panas. Juga di bidang ruang angkasa, manusia telah menemukan dan berhasil mempelajari dan semakin memahami obyek planet tatasurya berikut pernik-perniknya maupun rahasianya dan juga mampu memahami apa itu lubang hitam (black hole), fosil cikal bakal kehidupan di bumi berupa batu meteor. Dan sasaran utama apakah yang hendak dicapai dengan melimpahnya pengetahuan obyet luar angkasa itu? Sasaran paling masuk akal tentunya menciptakan kehidupan di atmosfir bumi yang bebas gravitasi.
      Juga dalam dua ratus tahun jaman edan ini tidak mengherankan bahwa ayat suci dari kitab suci suatu agama telah berubah menjadi doktrin kekerasan, doktrin dendam, doktrin anarki dan sebagainya demi menyesuaikan diri menjaga eksistensi sesuai situasi yang dihadapi di jaman edan.
      Penyalahgunaan kekuasaan dalam negara Nusantara di jaman edan ini mencapai puncaknya sejak awal berdirinya Orde Baru sekitar 1966 dan berlanjut terus sampai hari ini 2011, korupsi yang dilakukan mulai dari akar rumput hingga puncak kekuasaan sukar sekali diberantas dan disembuhkan. Disiplin partai-partai politik yang sedang eksis tidak ada yang sekeras baja. Bandingkan dengan disiplin Partai Komunis Tiongkok yang tak kenal ampun, mereka menegakkan disiplin partai sampai perlu dengan jalan menembak mati bagi anggota yang melanggar disiplin partai komunis Tiongkok. Di masa Orde Lama Soekarno, salah satu disiplin Partai Komunis Indonesia yang ditegakkan ialah melarang anggotanya beristri dua, berselingkuh, atau memperlakukan istrinya secara tidak patut. Bagi yang melanggar disiplin tidak pandang bulu mulai dari anggota biasa hingga anggota Politbiro, maka hukumannya adalah pemecatan sebagai anggota Partai Komunis Indonesia. Itu sekadar contoh saja.
      Ranggawarsita dalam bagian inti syair serat Kalatida di bawah ini secara jitu, tepat dan akurat menggambarkan atau mencerminkan laku bijak orang Jawa yang dikenal dan terkenal di antara bangsa Nusantara telah memiliki kebijakan dan kebajikan dalam bentuk kata yang sebagian ada yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Barat berupa pasrah, sungkan, tanpa pamrih, nerimo, welas asih dan seterusnya. Oleh karena itu Ranggawarsita atau Ronggowarsito dari abad kesembilan belas (1800-an) yang orang Jawa itulah yang paling pantas merumuskan "jaman edan", sebagai generasi penerus daripada "jaman edan" nya Sri Aji Jayabaya yang berasal dari abad keduabelas (1100-an).

 ** amenangi zaman édan,
    éwuhaya ing pambudi,
    mélu ngédan nora tahan,
    yén tan mélu anglakoni,
    boya keduman mélik,
    kaliren wekasanipun,
    ndilalah kersa Allah,
    begja-begjaning kang lali,
    luwih begja kang éling klawan waspada.

Artinya secara bebas: Sempat mengalami kehidupan di jaman edan memang sulit dalam memilih penghidupan, kehidupan, dan cara memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bagaimana tidak, kalau ikut serta bekerja seperti dalam pekerjaan orang lainnya, maka akan susah dalam menjalankannya rasanya seolah tidak akan tahan dan sesuai hati nurani. Akan tetapi pekerjaan yang tersedia ya hanya serupa itulah kenyataan pada umumnya dan khususnya yang buruk-buruk ya tercemar dengan setitik kejahatan (haram-haram dikit), lainnya lagi pekerjaan yang rasanya buruk, aneh, terburu-buru seperti dikejar orang gila. Mau bagaimana lagi demi tuntutan perut diri dan keluarga daripada kelaparan maka pilihan yang tersedia adalah jika tidak mau mengerjakannya yang tersedia di hadapan, maka tentu saja tidak akan memperoleh sekadar upah apapun. Walaupun demikian di jaman edan ini masih ada tuntunan yang menjadi kehendak Allah s.w.t. yakni walau bagaimanapun menderitanya hidup di jaman edan, tatkala semua orang melakukan perbuatan jahat dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka siapa pun yang tetap ingat akan karma, dosa dan juga tidak lalai sedikitpun baik sengaja maupun tanpa sengaja, maka ia akan hidup lebih bahagia jika selalu ingat dan waspada kepada-Nya. Daripada mereka yang bergelimang harta dari hasil kejahatan atau barang haram selama hidup di dunia maka mereka tidak akan pernah mengetahui kebahagiaan sejati akibat melupakan-Nya.

      Jaman edan sudah berjalan sekitar dua ratus tahun dan tiada kan pernah berakhir, (sebagai contoh teknologi semakin lama semakin canggih dan menghasilkan produk baru yang semakin kecil, tipis, dan fungsional). Bumi yang mungil ini masih rentan bagi kehidupan segala makhluk akibat ulah manusia sendiri yang sembarangan membuang zat pencemar, merusak lingkungan, dsb., maka yang dapat mengakhiri jaman edan memang tiada, kecuali atas kehendak Yang Mahakuasa atau tanpa kehendak-Nya telah terjadi bencana alam dahsyat yang berasal dari dalam bumi sendiri maupun dari luar angkasa, dan juga setelah terjadinya peperangan dahsyat antarpenduduk bumi sendiri maupun antara penduduk melawan musuh dari luar bumi yang pada akhirnya dapat mengembalikan keseimbangan alam dan tata kehidupan baru di bumi sehingga memasuki periode jaman baru dengan pemimpin baru yang adil bijaksana (ratu adil).
****


related post
Subowo bin Sukaris
hasta mitra Updated at: 10:19 AM