Ramalan Ronggowarsito Jokowi Presiden Ketujuh, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu

Ramalan Ronggowarsito Jokowi Presiden Ketujuh, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu

mbah subowo bin sukaris

Satu satunya Presiden RI yang bukan petinggi partai politik adalah Presiden ketujuh Joko Widodo, tepat sebagaimana tertulis dalam ramalan pujangga Jawa terakhir R. Ng. Ronggowarsito, Jokowi selalu beruntung dalam memperoleh "wahyu".
      Joko Widodo terbukti adalah "Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu" yang tidak mengandalkan Partai Politik akan tetapi beliau selalu beruntung menerima pulung gaib wahyu keprabon dari berbagai jurusan termasuk dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
      Sebagai catatan yang sudah diketahui umum bahwa Soekarno itu ketua PNI, Soeharto itu ketua Dewan Pembina Golkar, Gus Dur itu ketua Tanfiz PKB, Megawati itu jelas ketua umum PDI Perjuangan, dan SBY ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, mengenai Presiden RI ketiga B.J. Habibie, beliau (B.J. Habibie) hanya presiden pengganti yang ditunjuk langsung oleh Soeharto dalam kondisi darurat tatkala beliau (H.M. Soeharto) "lengser keprabon" 21 Mei 1998.
      Joko Widodo presiden RI ketujuh menggenapi ramalan Ronggowarsito "Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu", seorang pemimpin yang relijius dan selalu memegang kekuasaan ke arah yang sesuai dengan arah wahyu yang diembannya.
     Dan Wahyu yang diemban Joko Widodo antaranya adalah: Wahyu yang diembannya dari ketua PDI Perjuangan (sebagai petugas partai), di samping itu juga wahyu yang diembannya berasal dari sebagian Rakyat Indonesia yang memilihnya dalam pilpres setahun yang silam. Joko Widodo juga mendapatkan "wahyu Illahi", "wahyu keprabon", "wahyu cakraningrat" yang lazim diterima oleh semua pemimpin NKRI. Wahyu keprabon yang diemban oleh Presiden RI pertama hingga ketujuh berasal dari Allah s.w.t, Tuhan Yang Maha Esa.
     Joko Widodo sebagai sosok relijus "Satrio Pinandito" lebih memilih -- meminjam istilah Mao Zhe Dong, "biarlah seribu bunga mekar bersama" daripada suatu fanatisme tertentu.
      Pada 2019 bisa diperkirakan "Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu" masih akan menerima pulung gaib wahyu keprabon baik dari partai politik maupun wahyu dari rakyat yang adalah manifestasi wahyu Illahi. Bukankah semua itu memang sesuai dengan ramalan Ronggowarsito yang hidup di abad 19 (1800-an)??!
   Seandainya ramalan Ronggowarsito benar terbukti maka pada 2024 Joko Widodo harus menyerahkan semua wahyunya -- sebagai prasyarat kearifan lokal -- dalam memimpin NKRI -- kepada sosok baru.
    Dan sosok baru itu (presiden RI kedelapan) memang tidak ada dalam ramalan Ronggowarsito, maka kami membuat prediksi bahwa presidan RI kedelapan akan berasal dari keturunan langsung maupun tidak langsung dari ketujuh presiden RI yang telah memasuki masa purnabakti itu, baik karena dipaksa turun oleh rakyat, lawan politik, maupun atas kehendak konstitusi yakni sesuai undang-undang kekuasaan sebagai Presiden RI.

*****