Tetralogi Pramoedya Ananta Toer Edisi Pembebasan

Pramoedya Ananta Toer

Bumi Manusia -- Anak Semua Bangsa -- Jejak Langkah -- Rumah Kaca

Edisi Pembebasan

Seperti pernah kami nyatakan pada kesempatan lain, kami tidak akan berpanjang-panjang dan membuang-buang waktu mem­bahas dagelan kesewenang-wenangan kekuasaan politik rejim orde barunya golkar yang mem­be­rangus buku-buku Pramoe­dya. Mengapa? Tidak lain karena tuduhan Pramoedya secara lihay lewat karya-karyanya mempropa­ganda­kan marx­isme-­leninis­me, di negeri-negeri yang paling anti-komunis pun menjadi bahan tertawaan yang paling menggelikan.
    Sesuai dengan rencana Penulis dan Penerbit Hasta Mitra, dengan ini diumumkan bahwa roman empat jilid ini ­yang di luar negeri dikenal sebagai The Buru Quartet – Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca – dan buku-buku lain yang pernah diberangus oleh rejim orde barunya golkar, semua akan diter­bit­kan ulang sebagai Edisi Pembebasan; sedang kesemua karya Pramoedya lainnya – termasuk karya klasik Penulis tahun 50 dan 60-an – juga akan berangsur dicetak ulang dalam rangka rencana besar Hasta Mitra menerbitkan kembali secara menye­luruh Karya-Karya Pilihan Pramoedya Ananta Toer.
    Bahwa larangan terhadap buku-buku Pramoedya sampai hari ini belum dicabut oleh Pemerintah, bukanlah menjadi urusan Penulis dan Penerbit. Sebagai warganegara, kami akan tetap bekerja dan akan tetap terbit seperti biasa – sebab itulah cara kami menghormati dan ikut aktif menegakkan hak-hak azasi manusia sebagai­mana selalu menjadi sikap kami semasa jendral Suharto dengan mesin kekuasaannya – politisi golkar dan para jendral – masih bebas berkuasa mem­prak­tekkan kese­wenang-wenangan mereka. Tetap terbit walaupun pembera­ngus­­an berlangsung tidak henti-hentinya, merupakan kontri­busi kami untuk bersama para pejuang demokrasi dan keadilan lainnya menegak­kan HAM dan merebut kebebasan kami sendiri
     Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami – terutama sikap untuk tetap bersama kami, dan dengan segala risiko ikut aktif mendis­tribusikan buku-buku kami – justru pada masa-masa kesewe­nang­an kekuasaan fasis golkarnya orde baru merajalela yang tanpa proses apa pun memberangus buku-buku kami. Terimakasih kami kepada mereka yang dengan sadar mendistribusikan dan tetap mem­baca karya-karya Pramoedya yang dilarang – juga sekarang-sekarang ini – pada saat sementara toko-toko buku besar masih ragu mendistri­busi­kan buku-buku Pramoedya hanya karena larangan terhadap buku-bukunya itu secara resmi belum dicabut oleh Pemerintah. 
     Salut kepada sikap yang tidak hanya mau menunggu enaknya saja tanpa mau bersinggungan dengan risiko sekecil apa pun.
Joesoef Isak, ed.
****

related post